Mobil bertransmisi otomatis mulai disukai
konsumen, khususnya di kota besar dengan trafic jam tinggi seperti Jakarta.
Sayangnya, masih banyak pengguna mobil matic menganut paradigma keliru terhadap
system transmisi ini. Akibatnya, aplikasinya tidak optimal.
Pada transmisi matic, sebenarnya hanya ada beberapa simbol pengoperasian dengan komposisi kurang lebih berbasis P-R-N-D-L atau symbol lain berupa angka seperti 3 atau 2 bahkan 1. Simbol P berarti parking, digunakan di saat parker atau berhenti. Sedangkan R berarti Reverse, digunakan ketika mundur. N berarti posisi gear neutral sementara D adalah Drive atau mode pengemudian normal.
Selain keempat symbol tersebut masih ada lagi huruf L, yang berarti low gear. Ini amat jarang digunakan. Sementara simbol berupa angka umumnya terdiri atas 3, 2 atau 1. Ini menunjukkan batas tertinggi perpindahan gear yang bisa terjadi di saat pengemudian. Nah, pemahaman tentang fungsi simbol L atau angka 3, 2 serta 1 inilah sering salah kaprah.
Pada permukaan jalan menanjak, pengguna transmisi matic kadang menggeser tuas transmisi dari D ke posisi 3, 2 atau 1 bahkan L. Alasannya, mengacu pada aplikasi transmisi manual. Bahwa penggunaan gear lebih rendah dimaksudkan untuk mendapatkan torsi lebih besar. Padahal, meskipun gear shift tetap berada di posisi D, sistem transmisi otomatis tetap mampu melakukan penyesuaian pada pilihan gear yang sesuai kebutuhan.
Lalu apa peranan simbol L, 3, 2 atau 1?
Selain berguna untuk membatasi perpindahan gear agar tidak berada pada posisi overdrive, juga untuk aplikasi di jalan menurun. Dengan memindahkan posisi tuas gear shift pada gear lebih rendah, akan diperoleh engine brake lebih baik untuk membantu sistem rem utama ketika melaju di jalan menurun. Sedangkan aplikasi low gear (L) akan sangat berguna ketika melalui jalanan yang menurun curam atau di jalur pendakian yang sangat ekstrem dengan beban kendaraan yang maksimal.
Pada transmisi matic, sebenarnya hanya ada beberapa simbol pengoperasian dengan komposisi kurang lebih berbasis P-R-N-D-L atau symbol lain berupa angka seperti 3 atau 2 bahkan 1. Simbol P berarti parking, digunakan di saat parker atau berhenti. Sedangkan R berarti Reverse, digunakan ketika mundur. N berarti posisi gear neutral sementara D adalah Drive atau mode pengemudian normal.
Selain keempat symbol tersebut masih ada lagi huruf L, yang berarti low gear. Ini amat jarang digunakan. Sementara simbol berupa angka umumnya terdiri atas 3, 2 atau 1. Ini menunjukkan batas tertinggi perpindahan gear yang bisa terjadi di saat pengemudian. Nah, pemahaman tentang fungsi simbol L atau angka 3, 2 serta 1 inilah sering salah kaprah.
Pada permukaan jalan menanjak, pengguna transmisi matic kadang menggeser tuas transmisi dari D ke posisi 3, 2 atau 1 bahkan L. Alasannya, mengacu pada aplikasi transmisi manual. Bahwa penggunaan gear lebih rendah dimaksudkan untuk mendapatkan torsi lebih besar. Padahal, meskipun gear shift tetap berada di posisi D, sistem transmisi otomatis tetap mampu melakukan penyesuaian pada pilihan gear yang sesuai kebutuhan.
Lalu apa peranan simbol L, 3, 2 atau 1?
Selain berguna untuk membatasi perpindahan gear agar tidak berada pada posisi overdrive, juga untuk aplikasi di jalan menurun. Dengan memindahkan posisi tuas gear shift pada gear lebih rendah, akan diperoleh engine brake lebih baik untuk membantu sistem rem utama ketika melaju di jalan menurun. Sedangkan aplikasi low gear (L) akan sangat berguna ketika melalui jalanan yang menurun curam atau di jalur pendakian yang sangat ekstrem dengan beban kendaraan yang maksimal.
No comments:
Post a Comment